Aliran-aliran dalam agama Yahudi



A.    Pendahuluan

Agama Yahudi, merupakan agama Samawi yang berkembang di bumi Palestina. Yahudi, identik dengan Bani Israel, dikarenakan pemeluk agama ini rata – rata dari keturunan Bani Israel (nama lain dari nabi Ya’kub). Agama ini mengklaim bahwa ajaran mereka berasal dari Ibrahim. Mereka meyakini akan adanya satu Tuhan, yakni yang mereka sebut Yahweh / Yehovah. Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang aliran-aliran yang ada didalam agama Yahudi. Kendati pun, dalam prakteknya, umat Yahudi banyak yang menyimpang dari apa yang telah diajarkan oleh para nabinya yakni nabi Musa.

B.     Rumusan Masalah

Ø  Aliran-aliran Agama Yahudi
Ø  Aliran-aliran agama yahudi dalam memahami kitab
Ø  Aliran-aliran Aliran Yahudi secara garis besar



C.    Pembahasan

1.      Aliran-aliran agama Yahudi
Setiap agama besar pasti memiliki sekte. Seperti halnya agama Yahudi yang memiliki banyak aliran atau sekte. Timbulnya aliran/sekte itu disebabkan oleh perbedaan pemahaman yang tentunya dilatarbelakangi oleh perbedaan persepsi terhadap ajaran-ajaran agama beserta cara menginterpretasikannya.[1]
Terlalu banyak sekte-sekte dalam Agama Yahudi. Semua sekte ini mempunyai prinsip-prinsip dan dasar-dasar kehidupan yang berbeda-beda, begitu pula pandangan mereka terhadap alam dan kehidupan dibalik alam (Metafisika) ini juga berbeda-beda. Ada beberapa sekte yang akan kami jelaskan diantaranya:

a.       Sekte Parisi
Secara etimologi Parasi artinya sekte yang menyendiri dan berpecah. Sekte ini tak jauh beda dengan sekte Mu’tazilah di kalangan kaum muslim. Mereka tidak senang dengan panggilan itu karena yang memberikan adalah musuh mereka, mereka lebih senang menyebut diri mereka dengan sebutan “Rabbani” artinya pendeta-pendeta agama atau saudara-saudara di jalan Allah.
Orang-orang Parisi mempercayai akan datangnya hari kiamat dan kebangkitan orang-orang sesudah mati, mempercayai adanya malaikat dan hari akhirat. Menurut mereka bukan saja Taurat yang merupakan kitab suci yang mesti diikuti, akan tetapi di samping Taurat masih banyak riwayat-riwayat yang tidak tertulis, peraturan-peraturan, wasiat-wasiat, pernyataan-pernyataan dan keterangan-keterangan yang dianggap sebagai Taurat yang tidak tertulis.[2]

b.      Sekte Sudduki
Secara etimologi nama ini berasal dari perkataan “saduk” yaitu nama seorang ketua agama yang agung pada masa pemerintahan Sulaiman. Sekte ini mengingkari akan datangnya hari kebangkitan dan kehidupan sesudah mati, hisab, surga dan neraka. Menurut mereka, semua balasan manusia itu akan selesai di dunia saja. Jika amalannya baik maka ia akan menghasilkan kebaikan dan berkat bagi yang melakuknnya.
Sekte ini menolak ajaran-ajaran lisan yang tercatat dalam Talmud, bahkan terhadap Taurat sendiri mereka tidak menganggap kesuciannya secara mutlak. Mereka mengingkari keabadian personal, mengingkari adanya malaikat dan setan. Mereka tidak mempercayai pada takdir, akan tetapi mereka percaya adanya kebebasan memilih.[3]

c.       Sekte pembaca
Sekte pembaca ini merupakan sekte yang terkecil di antara sekte-sekte kaum Yahudi. Ketika kondisi sekte Parisi mengalami kekacauan, muncullah sekte pembaca, lalu mereka pun mewarisi pengikut-pengikutnya serta pengaruhnya.
Sekte ini hanya mengikuti ketetapan Taurat saja sebagai kitab yang suci. Mereka tidak memiliki ajaran-ajaran lisan. Tegasnya mereka tidak mengikuti kitab Talmud. Mereka juga berpegang teguh pada ijtihad. Bila dilihat oleh seorang khalaf bahwa ternyata seorang salaf melakukan suatu kesalahan, umpamanya kesalahan mereka tentang perkara-perkara yang dilarang dalam perkawinan, maka menjadi kewajiban khalaf untuk membetulkan kesalahan tersebut.[4]

d.      Sekte Penulis
Nama ini diberikan kepada sekumpulan dari orang-orang Yahdi yang bertugas untuk menuliskan syariat bagi siapa saja yang memerlukannya. Mereka ini dapat juga dikatakan sebagai para pencatat (sekretaris) dan melalui tugas ini, mereka mengetahui sebagian besar dari ajaran-ajaran agama dari kitab-kitab yang ditulisnya itu. Kadang-kadang mereka dikenal dengan panggilan pendeta dan kadang dikenal dengan panggilan tuan dan kadang-kadang pula dikenal dengan bapak atau father.

e.       Sekte Fanatik
Sekte ini juga lahir di Palestina, dikatakan mereka mempunyai hubungan erat dengan sekte Parisi. Dalam banyak masalah yang berkaitan dengan akidah dan kepercayaan mereka sependapat. Namun sekte ini mempunyai kelebihan dalam hal tidak mau tawar menawar, bahkan mereka terkenal dengan sikap permusuhannya terhadap warga negara yang dituduh berpaham atheis, atau mereka yang dituduh tunduk kepada penguasa selain Yahudi.

f.       Sekte essenes
Penganut aliran ini tidak melaksnakan korban binatang, mereka berpandangan bahwa jiwa mulia adalah satu-satunya korban yang sah dan pantas diperuntukkan kepada Yahweh. Mereka menentang perbudakan, mengajarkan cinta kepada tuhan, mengajarkan ibadah dan kasih sayang sesama manusia.
Tak beda dengan aliran sudduki, mereka menolak kitab selain Taurat seperti karya para rabi parisi. Mereka senang hidup dengan mengasingkan diri dan senang bergumul dengan hal-hal yang berbau mistis. Aliran ini juga mempercayai qadar mutlak tuhan dan menolak semua kebebasan berkehendak.

2.      Aliran-aliran agama Yahudi dalam memahami kitab

Dalam cara memahami kitab suci mereka, orang Yahudi terpecah belah menjadi tiga golongan pula, yaitu:
a)      Al Farusyin
Golongan ini hampir sama dengan golongan Mu’tazilah dalam Islam. Mereka menafsirkan segala isi Taurat, mengikuti cara penafsiran ahli filsafah yang terdahulu dari pada mereka.
b)      As Shaduqi
Golongan ini berpegang pada nash Taurat dan segala perkataan Allah yang ada dalam Taurat. Mereka tidak mengakui segala faham dan tafsiran yang tidak ada pada Taurat.
c)      Asy Syalha
Golongan ini mementingkan menjalankan ibadah-ibadah terhadap Tuhan dan berpegang kepada apa yang lebih penting dan lebih selamat terhadap agama.[5]

3.      Aliran-aliran Agama Yahudi secara garis besar

Dari segi lain umat yahudi dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan besar, yakni:
a.       Yahudi Ortodoks
Golongan ini merepakan golongan yang masih berpegang teguh atau taat sepenuhnya pada tradisi-tradisi lama yang mereka anut. Mereka tetap berkeyakinan, bahwa segala isi taurat adalah mutlak diturunkan oleh tuhan kepada nabi mereka yaitu Musa as.
b.      Yahudi konservatif
Golongan ini masih mempecayai kitab Taurat, namun mereka menyatakan bahwa dalam memahami kitab taurat maka harus ditafsirkan dengan penafsiran-penafsiran kitab suci lainnya seperti Talmud.
c.       Yahudi Modern/Liberal
Menurur golongan modern ini, membaca Taurat dengan satu prinsip pandangan terhadap kebenaran sebagai kebenaran yang ditentukan oleh kesesuaiannya dengan akal dan pengalaman serta konteks sosialnya.[6]

D.    Kesimpulan

agama Yahudi yang memiliki banyak aliran atau sekte. Timbulnya aliran/sekte itu disebabkan oleh perbedaan pemahaman yang tentunya dilatarbelakangi oleh perbedaan persepsi terhadap ajaran-ajaran agama beserta cara menginterpretasikannya.[7]
Aliran-aliran di dalam agama Yahudi antara lain:
a.       Aliran sudduki
b.      Aliran parisi
c.       Aliran pembaca
d.      Aliran penulis
e.       Aliran fanatik
f.       Aliran essenes
Aliran-aliran diatas merupaka aliran-aliran yang bisa disebut aliran yang tidak ortodok lagi.
Dalam cara memahami kitab suci mereka, orang Yahudi terpecah belah menjadi tiga golongan pula, yaitu:
a.       Al Farusyin
b.      Al Shaduki
c.       Al Syalha
Dari segi lain umat yahudi dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan besar, yakni:
a.       Yahudi Ortodoks
b.      Yahudi konservatif
c.       Yahudi Modern/Liberal



E.     Daftar Pustaka
Shalaby, Ahmad. 1996 Perbandingan Agama Agama Yahudi, Jakarta : Bumi Aksara.
Hakim, Agus, 2006, Perbandingan Agama, Bandung : Diponegoro.
Dhavamony, Maryasusai, 1995, Fenomenologi Agama, Yogyakarta : Kanisius.
Daya, Burhanuddin, 1982, Agama Yahudi, Yogyakarta : Bagus Arafah.


[1] Burhanuddin daya, agama yahudi, hal. 71
[2] Ahmad shalaby, Perbandingan Agama Agama Yahudi, hal. 222-223.
[3] Ibid. hal. 227-228.
[4] Ibid hal 229.
[5] Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, hal. 45
[6] Burhanuddin Daya,  Agama Yahudi,  hal 72-76
[7] Burhanuddin daya, agama yahudi, hal. 71

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Iman,Islam dan Ihsan

Teori Konflik dan Teori Resolusi Konflik

Konsep Perdamaian Agama Hindu